Sejenis celana super pendek, kini bukan hanya dikenakan wanita saat ke kamar mandi atau rehat di ranjang tidurnya. Hotpants belakangan ini menjadi trend di kalangan wanita muslimah, tidak hanya dikenakan dalam suasana informal, tapi juga dalam ruang-ruang formal. Hotpants seolah menjadi pakaian kebesaran wanita abad ini.
Inilah realita dan fenomena yang kian mengakar di masyarakat. Betapa Hotpants bak jamur di musim hujan. Atau lebih tepatnya, virus budaya yang meracuni perilaku dan gaya hidup generasi muda Islam, disadari atau tanpa disadari.
Daya betot hotpants tak mengenal usia, mulai dari pelajar SMP, SMA, Mahasiswa, hingga ibu rumah tangga. Virus Hotpants merajalela di mall-mall, di jalan-jalan, di panggung-panggung hiburan, di layar kaca, di majalah-majalah, bahkan ironisnya lagi Hotpants dikenakan saat reoni, kondangan, hingga mengambil raport anak di sekolah.
Hotpants tidak lebih dari sekedar cancut. Ia adalah produk gagal antara cancut dan celana pendek. Meskipun produk gagal hotpants tetap menjadi trend remaja bahkan orang Dewasa. Jika punya uang langsung berburu ke pasar. Nah, kalo nggak punya uang terpaksa merelakan celana panjangnya untuk disembelih.
Sekarang, Virus hotpants bukan hanya menjangkiti anak remaja perkotaan, dipedesaan pun sudah banyak yang terjangkit wabah hotpants, mulai dari anak SD, SMP, SMA, remaja khususnya ABG. Kini sudah tak ada bedanya lagi antara paha ayam dan paha cewek. Bahkan pelakunya lebih sesat daripada BINATANG TERNAK
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami [ayat-ayat Allah] dan mereka mempunyai mata [tetapi] tidak dipergunakan untuk melihat [tanda-tanda kekuasaan Allah] dan mereka mempunyai telinga [tetapi] tidak dipergunakan untuk mendengar [ayat-ayat Allah]. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." ~ Al-A'raaf : 179.
Sebelum menjadi trend fashion, hotpants kerap dikenakan oleh para pelacur yang menjajakan dirinya di tempat-tempat prostitusi. Di rumah-rumah bordir, di club-club hiburan malam, dan sejenisnya, tubuh sang kupu-kupu malam itu menjadi daya tarik mata lelaki. Ya, Hotpants dikenakan memang untuk menggoda hasrat dan syahwat laki-laki ke dalam tegangan tinggi.
Atas nama Hak-Asasi Manusia (HAM), wanita merasa berhak mengenakan pakaian seronok apa pun. Ukuran moralitas, jangan diukur dari cara seseorang berpakaian. Begitulah para pengusung LIBERAL itu berdalih. Itulah sebabnya, kaum feminis dan aktivis kesetaraan gender membela mati-matian fenomena hotpants yang belakangan ini semakin merajelela.
Ingin tahu sejarah pakaian hotpants?
Celana pendek yang berasal dari benua Eropa pada abad ke-19, pertama kali dipakai oleh anak-anak yang dianggap belum dewasa. Pada periode ini, laki-laki tidak berani memakainya karena takut dianggap tidak dewasa. Apalagi seorang perempuan, tidak diperbolehkan memakai celana pendek karena ikatan norma yang berlaku. Celana pendek digunakan oleh anak laki-laki hingga ia mencapai umur tertentu. Namun, sekarang baik laki-laki dan wanita dewasa pun mengenakan celana pendek.
Pada tahun 1930-an celana jenis ini mulai meluas penggunaannya, pria dan wanita memakainya untuk berolah raga, tapi bukan untuk kegiatan yang lain. Celana olah raga biasanya tidak lebih pendek dari lutut. Waktu berganti, dan pada tengah abad ke 20, celana pendek sudah umum digunakan di musim panas.
Dulu, dikalangan prostitusi Eropa, hotpants digunakan sebagai pengganti dari miniskirt yang suka dipakai cewek-cewek PSK pada tahun 1970-an. Alasannya, biar terlihat lebih seksi, terutama aurat pada bagian paha wanita. Di Amerika sendiri, Hotpants dipopulerkan oleh klub baseball Philadelphia Phillies dengan Hotpants Patrolnya.
Umbar Aurat
Hotpants ini amat lumrah didapati di Amerika, pemakainya juga tidak dibatasi umur. Dan hotpants ini menjadi tren fashion di akhir musim dingin, menjelang musim panas. Di Asia, khususnya di Indonesia, hotpants ini banyak dikenakan oleh kalangan wanita dewasa. Awalnya, hotpants ini dikenalkan oleh penari latar yang sering muncul di televisi. Kemudian banyak artis-artis yang mulai menggunakan hotpants untuk acara shownya. Sehingga, jadilah trend dan fenoma di masyarakat.
Wanita yang berpakain Hotpants beralasan, selain bisa tampil sexy juga si pengguna akan merasa enjoy mengenakannya. Sekarang ini, celana pendek dianggap bukan hal yang tabu.
Hot pants yang pernah booming di tahun 1980-an, kini sudah biasa kita lihat dimana-mana. Bahkan dikenakan semua lapisan: Atas, menengah hingga strata masyarakat lapisan bawah. Biasanya, hotpants banyak dipakai oleh wanita yang punya bentuk kaki jenjang berkulit mulus.
Tidak heran, wanita seksi berpakaian hotpants ini sering dimanfaatkan jasanya untuk dunia industri dan berbagai event lainnya, seperti di serkuit balap Grand Prix atau sebagai SPG sebuah produk tertentu untuk menarik perhatian yang melintasnya. Setidaknya menambah sensasi.
Para pengguna Hotpants memang bukan seorang pelacur, tapi sudah bergaya dan berlagak seperti pelacur. Dengan meniru-niru pakaian pelacur, maka jangan salahkan masyarakat yang menilai wanita pemakai hotpants sebagai ........PELACUR !!!
Inilah realita dan fenomena yang kian mengakar di masyarakat. Betapa Hotpants bak jamur di musim hujan. Atau lebih tepatnya, virus budaya yang meracuni perilaku dan gaya hidup generasi muda Islam, disadari atau tanpa disadari.
Daya betot hotpants tak mengenal usia, mulai dari pelajar SMP, SMA, Mahasiswa, hingga ibu rumah tangga. Virus Hotpants merajalela di mall-mall, di jalan-jalan, di panggung-panggung hiburan, di layar kaca, di majalah-majalah, bahkan ironisnya lagi Hotpants dikenakan saat reoni, kondangan, hingga mengambil raport anak di sekolah.
Hotpants tidak lebih dari sekedar cancut. Ia adalah produk gagal antara cancut dan celana pendek. Meskipun produk gagal hotpants tetap menjadi trend remaja bahkan orang Dewasa. Jika punya uang langsung berburu ke pasar. Nah, kalo nggak punya uang terpaksa merelakan celana panjangnya untuk disembelih.
Sekarang, Virus hotpants bukan hanya menjangkiti anak remaja perkotaan, dipedesaan pun sudah banyak yang terjangkit wabah hotpants, mulai dari anak SD, SMP, SMA, remaja khususnya ABG. Kini sudah tak ada bedanya lagi antara paha ayam dan paha cewek. Bahkan pelakunya lebih sesat daripada BINATANG TERNAK
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami [ayat-ayat Allah] dan mereka mempunyai mata [tetapi] tidak dipergunakan untuk melihat [tanda-tanda kekuasaan Allah] dan mereka mempunyai telinga [tetapi] tidak dipergunakan untuk mendengar [ayat-ayat Allah]. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." ~ Al-A'raaf : 179.
Sebelum menjadi trend fashion, hotpants kerap dikenakan oleh para pelacur yang menjajakan dirinya di tempat-tempat prostitusi. Di rumah-rumah bordir, di club-club hiburan malam, dan sejenisnya, tubuh sang kupu-kupu malam itu menjadi daya tarik mata lelaki. Ya, Hotpants dikenakan memang untuk menggoda hasrat dan syahwat laki-laki ke dalam tegangan tinggi.
Atas nama Hak-Asasi Manusia (HAM), wanita merasa berhak mengenakan pakaian seronok apa pun. Ukuran moralitas, jangan diukur dari cara seseorang berpakaian. Begitulah para pengusung LIBERAL itu berdalih. Itulah sebabnya, kaum feminis dan aktivis kesetaraan gender membela mati-matian fenomena hotpants yang belakangan ini semakin merajelela.
Ingin tahu sejarah pakaian hotpants?
Celana pendek yang berasal dari benua Eropa pada abad ke-19, pertama kali dipakai oleh anak-anak yang dianggap belum dewasa. Pada periode ini, laki-laki tidak berani memakainya karena takut dianggap tidak dewasa. Apalagi seorang perempuan, tidak diperbolehkan memakai celana pendek karena ikatan norma yang berlaku. Celana pendek digunakan oleh anak laki-laki hingga ia mencapai umur tertentu. Namun, sekarang baik laki-laki dan wanita dewasa pun mengenakan celana pendek.
Pada tahun 1930-an celana jenis ini mulai meluas penggunaannya, pria dan wanita memakainya untuk berolah raga, tapi bukan untuk kegiatan yang lain. Celana olah raga biasanya tidak lebih pendek dari lutut. Waktu berganti, dan pada tengah abad ke 20, celana pendek sudah umum digunakan di musim panas.
Dulu, dikalangan prostitusi Eropa, hotpants digunakan sebagai pengganti dari miniskirt yang suka dipakai cewek-cewek PSK pada tahun 1970-an. Alasannya, biar terlihat lebih seksi, terutama aurat pada bagian paha wanita. Di Amerika sendiri, Hotpants dipopulerkan oleh klub baseball Philadelphia Phillies dengan Hotpants Patrolnya.
Umbar Aurat
Hotpants ini amat lumrah didapati di Amerika, pemakainya juga tidak dibatasi umur. Dan hotpants ini menjadi tren fashion di akhir musim dingin, menjelang musim panas. Di Asia, khususnya di Indonesia, hotpants ini banyak dikenakan oleh kalangan wanita dewasa. Awalnya, hotpants ini dikenalkan oleh penari latar yang sering muncul di televisi. Kemudian banyak artis-artis yang mulai menggunakan hotpants untuk acara shownya. Sehingga, jadilah trend dan fenoma di masyarakat.
Wanita yang berpakain Hotpants beralasan, selain bisa tampil sexy juga si pengguna akan merasa enjoy mengenakannya. Sekarang ini, celana pendek dianggap bukan hal yang tabu.
Hot pants yang pernah booming di tahun 1980-an, kini sudah biasa kita lihat dimana-mana. Bahkan dikenakan semua lapisan: Atas, menengah hingga strata masyarakat lapisan bawah. Biasanya, hotpants banyak dipakai oleh wanita yang punya bentuk kaki jenjang berkulit mulus.
Tidak heran, wanita seksi berpakaian hotpants ini sering dimanfaatkan jasanya untuk dunia industri dan berbagai event lainnya, seperti di serkuit balap Grand Prix atau sebagai SPG sebuah produk tertentu untuk menarik perhatian yang melintasnya. Setidaknya menambah sensasi.
Para pengguna Hotpants memang bukan seorang pelacur, tapi sudah bergaya dan berlagak seperti pelacur. Dengan meniru-niru pakaian pelacur, maka jangan salahkan masyarakat yang menilai wanita pemakai hotpants sebagai ........PELACUR !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar