Shanyna Isom
Warungkondo - Seorang wanita muda memiliki penyakit aneh yang tak dikenal dalam dunia kedokteran. Penyakit misterius ini menyebabkan kuku-kuku tumbuh dari folikel atau akar rambutnya. Sampai sekarang, ia adalah satu-satunya pasien yang menderita kelainan ini.
Shanyna Isom (28 tahun) awalnya jatuh sakit setelah menderita reaksi alergi 3 tahun yang lalu. Dia menderita reaksi alergi terhadap steroid yang diberikan untuk mengobati asma pada bulan September 2009. Dalam waktu beberapa jam, ia mengalami gatal-gatal dan muncul benjolan hitam menutupi kakinya. Akibatnya ia jadi sulit berjalan dan tidak dapat melaksanakan tugas sehari-hari.
Dokter telah berupaya memberikan perawatan untuk mengobati eksim hingga infeksi staphylococcus, namun penyakitnya tak kunjung sembuh. Dokter sendiri juga sebenarnya tak tahu diagnosa penyakit kulit yang ia derita. Isom yang tengah berupaya merampungkan kuliah di jurusan hukum ini pun hanya bisa terbaring di tempat tidur.
Pada tahun 2010, dokter di Baltimore menemukan bahwa benjolan yang menutupi seluruh tubuh Isom sebenaranya adalah kuku manusia yang secara perlahan menutupi tubuhnya. Dokter juga menemukan bahwa kulit Isom menghasilkan sel-sel kulit 12 kali lebih banyak dibandingkan sel-sel normal. Meskipun dokter belum dapat mendiagnosa penyakitnya, gejala penyakit Isom telah mampu dikendalikan.
"Di mana ada rambut tumbuh, di situ ada kuku yang tumbuh. Awalnya saya tidak bisa duduk dan tidak bisa berjalan, tetapi sekarang saya bisa berjalan dengan tongkat dan kadang-kadang bisa berjalan sendiri," kata Isom seperti dilansir Medical Daily, Jumat (10/8/2012).
Isom mengaku telah diperiksa oleh dokter mengenai berbagai kemungkinan penyakit dari A sampai Z, namun semua hasilnya negatif. Sampai sekarang, ia merupakan satu-satunya pasien dengan kondisi misterius yang tak diketahui penyebabnya ini.
Yang menyedihkan, Isom dan keluarganya harus terjerat hutang karena asuransi negara tidak mencakup perawatan di unit spesialis di Baltimore dan hanya mencakup 5 dari 17 obat yang diresepkan dokter. Hutangnya mencapai US$ 250.000 atau sekitar Rp 2,35 miliar dan dia takut tidak dapat melanjutkan perawatannya.
Saat ini, ia hanya mengandalkan bantuan dari keluarga dan teman untuk menyokong keuangannya. Dia juga mendirikan yayasan untuk mengumpulkan uang yang dipakai untuk membiayai perawatannya. Ia berharap yayasannya dapat mengumpulkan uang yang cukup untuk melunasi tagihan medis dan membantu orang lain yang mengalami situasi serupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar