Science Tikus menunjukkan empati dengan berusaha membebaskan rekannya yang dijebak.
Manusia sering menganggap bahwa tikus adalah makhluk yang paling menyebalkan. Mereka merampas makanan apa pun, merusak baju, dan menebar kotoran ke sudut atau kolong perabotan. Namun, eksperimen terbaru yang dilakukan Peggy Mason dari Universitas Chicago menunjukkan bahwa ternyata tikus tak begitu nakal. Mereka juga punya empati, perhatian, dan tidak egois, paling tidak terhadap rekan satu spesiesnya. Untuk mendapatkan bukti itu, Mason melakukan eksperimen di mana beberapa tikus diminta membebaskan rekannya yang diperangkap. Tikus-tikus itu diming-imingi cokelat agar mengabaikan nasib temannya.
Hasilnya luar biasa. Dengan adanya cokelat, tikus-tikus itu bisa saja mengambilnya tanpa peduli temannya. Atau, jikapun peduli, tikus itu bisa saja memakan cokelat dahulu baru membebaskan rekannya. Tetapi, ternyata 23 dari 30 ekor tikus yang diuji tak melakukannya. "Pada dasarnya mereka mengatakan pada kita bahwa membebaskan tikus lainnya sama pentingnya dengan memakan cokelat. Ini hal yang mengejutkan," kata Mason seperti dikutip AP, Jumat (9/12/2011). Di beberapa kasus setelah eksperimen dilakukan berulang-ulang, tikus kadang mengambil cokelat, tetapi tak langsung memakannya. Mereka justru membawa cokelat itu ke kelompok dan berbagi. Ini salah satu sisi sosiobiologi tikus yang baru diketahui.
Mason juga membandingkan antarjenis kelamin. Tikus betina ternyata lebih memiliki perhatian dibanding yang jantan. Saat membebaskan rekan, misalnya, ada tikus jantan yang seperti mengambil "libur" dengan tak melakukan apa-apa, tetapi tikus betina tak berlaku demikian. Jeff Mogil dari McGill University di Kanada yang tak terlibat dalam studi tersebut mengatakan bahwa hasil penelitian ini benar-benar menunjukkan empati yang dimiliki tikus. Empati adalah salah satu sifat paling penting dalam evolusi untuk menunjukkan bahwa suatu spesies masuk tingkat tinggi.
Manusia sering menganggap bahwa tikus adalah makhluk yang paling menyebalkan. Mereka merampas makanan apa pun, merusak baju, dan menebar kotoran ke sudut atau kolong perabotan. Namun, eksperimen terbaru yang dilakukan Peggy Mason dari Universitas Chicago menunjukkan bahwa ternyata tikus tak begitu nakal. Mereka juga punya empati, perhatian, dan tidak egois, paling tidak terhadap rekan satu spesiesnya. Untuk mendapatkan bukti itu, Mason melakukan eksperimen di mana beberapa tikus diminta membebaskan rekannya yang diperangkap. Tikus-tikus itu diming-imingi cokelat agar mengabaikan nasib temannya.
Hasilnya luar biasa. Dengan adanya cokelat, tikus-tikus itu bisa saja mengambilnya tanpa peduli temannya. Atau, jikapun peduli, tikus itu bisa saja memakan cokelat dahulu baru membebaskan rekannya. Tetapi, ternyata 23 dari 30 ekor tikus yang diuji tak melakukannya. "Pada dasarnya mereka mengatakan pada kita bahwa membebaskan tikus lainnya sama pentingnya dengan memakan cokelat. Ini hal yang mengejutkan," kata Mason seperti dikutip AP, Jumat (9/12/2011). Di beberapa kasus setelah eksperimen dilakukan berulang-ulang, tikus kadang mengambil cokelat, tetapi tak langsung memakannya. Mereka justru membawa cokelat itu ke kelompok dan berbagi. Ini salah satu sisi sosiobiologi tikus yang baru diketahui.
Mason juga membandingkan antarjenis kelamin. Tikus betina ternyata lebih memiliki perhatian dibanding yang jantan. Saat membebaskan rekan, misalnya, ada tikus jantan yang seperti mengambil "libur" dengan tak melakukan apa-apa, tetapi tikus betina tak berlaku demikian. Jeff Mogil dari McGill University di Kanada yang tak terlibat dalam studi tersebut mengatakan bahwa hasil penelitian ini benar-benar menunjukkan empati yang dimiliki tikus. Empati adalah salah satu sifat paling penting dalam evolusi untuk menunjukkan bahwa suatu spesies masuk tingkat tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar