Arema ISL Malang, melalui humasnya, Sudarmaji, menyatakan tetap terbuka sebagai organisasi untuk menerima gagasan apa pun yang hendak disampaikan oleh PSSI.
Arema ISL mengharapkan tetap ada solusi atas kemandekan organisasi PSSI dalam mengelola persepakbolaan di Tanah Air dan berharap PSSI bisa menemukan gagasan yang bersifat sama-sama menang antara PSSI dan klub-klub anggotanya.
”Namanya organisasi modern dan profesional, gagasan dan niat baik apa pun yang akan menemukan jalan keluar tentu akan kami sambut baik. Hanya saja, pertanyaannya kemudian, platform penyelesaian mana yang hendak diambil. Ini karena posisi klub merupakan posisi tertinggi yang paling berhak memutuskan sikap organisasi secara konstitusional,” kata Sudarmaji.
Humas Persiwa Wamena, Hendro Mardiko, pun mengingatkan PSSI untuk tidak membangun penyelesaian atas kemelut dualisme kompetisi sepak bola nasional hanya dengan jalan negosiasi. Apalagi, jika jalan keluar yang ditawarkan hanya bersifat sepotong-sepotong.
Mardiko menyampaikan, penyelesaian hanya dimungkinkan jika mengacu pada hasil Kongres Bali sebagai lembaga tertinggi dan paling berkuasa dan bersifat konstitusional bagi organisasi PSSI. Penyelesaian di luar Kongres Bali diyakini hanya akan menimbulkan masalah baru dan akan sangat merugikan masa depan persepakbolaan nasional.
”Sebab, tindakan apa pun yang hendak ditempuh, jika setiap kali harus melangkahi konstitusi, akan terus menyisakan masalah di kemudian hari. Meski demikian, kami tetap terbuka, silakan jika ada solusi yang bisa disodorkan PSSI dan bisa diterima semua klub PSSI dan persepakbolaan nasional,” kata Sudarmaji sependapat dengan Mardiko.
Sejauh ini, kedua tim yang merupakan anggota PSSI dan termasuk dalam 16 klub yang disahkan Kongres Bali itu belum menerima kontak komunikasi apa pun dari pihak PSSI.
Humas PS Arema versi ISL itu menambahkan, Arema tak punya masalah dengan PSSI dalam hal keruwetan organisasi di tubuh PSSI saat ini. Arema ISL tetap menginginkan yang terbaik bagi perkembangan masa depan PSSI dan persepakbolaan nasional, dan hubungannya dengan FIFA.
Belum diberi tahu
Belum diterimanya surat pemberitahuan dari PSSI terkait rencana PSSI untuk mengirimkan utusan ke setiap klub anggota juga disampaikan pengurus Persepar Palangkaraya, Persegres Gresik, Persiku Kudus, dan Persela Lamongan.
”Belum tahu. Jadi, belum ada informasi juga mengenai tanggal, tempat, dan jam pertemuan dengan perwakilan PSSI itu,” tutur Manajer Persepar Peky Pangandaheng.
Manajer Persela Deby Kurniawan Fadeli bahkan menyampaikan, informasi soal PSSI akan mendatangi klub-klub Liga Super justru dia dengar dari klub di Gresik, dan tidak langsung dari PSSI.
Menyikapi kisruh persepakbolaan nasional itu, klub Persegres Gresik dan Persela Lamongan masih menunggu hasil konsolidasi 28 tim yang berlaga di Liga Super dan Divisi Utama terkait rencana PSSI untuk membujuk dan merangkul klub-klub untuk ikut Liga Primer.
Manajer Persegres Thoriq Najiddanur, Selasa (27/12), menuturkan, ”Kami menunggu perkembangan dua sampai tiga hari ini hasil rapat 28 klub Liga Super dan Divisi Utama.”
Manajer Persiku Kudus Ayatulloh Humaini, Selasa, mengatakan, PSSI melakukan rekonsiliasi itu bukan karena komitmen sendiri, melainkan atas desakan FIFA. ”Kami tidak akan menanggapi secara langsung tawaran itu. Kami akan merembuknya bersama klub-klub lain yang bermain di Liga Indonesia pada 29-30 Desember 2011 di Jakarta,” katanya.
Ayatulloh menambahkan, kalau mau merangkul klub-klub Liga Indonesia, PSSI harus menghentikan dua liga yang tengah berlangsung. PSSI kemudian mengajak PT Liga Indonesia dan PT Liga Prima Indonesia Sportindo untuk duduk bersama. ”Tidak adil apabila salah satu liga harus dihentikan hanya karena kesalahan PSSI,” tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar